Sejarah Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober: Latar Belakang, Korban, dan Maknanya
Reporter
Mutmainah J
Editor
A Yahya
30 - Sep - 2025, 09:41
JATIMTIMES - Setiap tanggal 1 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Momen ini bukan hanya sekadar upacara, tetapi juga sarat makna karena berkaitan langsung dengan peristiwa G30S/PKI pada 30 September 1965 yang menjadi salah satu tragedi kelam dalam sejarah Indonesia.
Hari Kesaktian Pancasila hadir sebagai bentuk pengingat bahwa ideologi bangsa, yaitu Pancasila, pernah diuji oleh peristiwa berdarah yang mengguncang tatanan negara.
Baca Juga : Bupati Subandi Sampaikan Duka Mendalam untuk Santri Korban Tragedi Al Khoziny
Latar Belakang Hari Kesaktian Pancasila
Pada malam 30 September 1965, terjadi penculikan dan pembunuhan sejumlah perwira TNI Angkatan Darat. Insiden ini dikenal sebagai Gerakan 30 September (G30S/PKI).
Kelompok yang mengaku sebagai pasukan pengawal Istana (Cakrabirawa) mendatangi rumah para jenderal dengan alasan palsu, yakni dipanggil Presiden Soekarno. Nyatanya, mereka diculik dan dibawa ke sebuah markas di kawasan Pondok Gede, Jakarta Timur.
Di lokasi yang kemudian dikenal sebagai Lubang Buaya, para korban disiksa dan dibunuh, lalu jenazahnya dimasukkan ke sumur tua sedalam 12 meter.
Adapun korban terdiri dari enam jenderal dan seorang perwira muda:
• Jenderal TNI (Anumerta) Ahmad Yani
• Letnan Jenderal TNI (Anumerta) R. Soeprapto
• Letnan Jenderal TNI (Anumerta) S. Parman
• Mayor Jenderal TNI (Anumerta) M.T. Haryono
• Mayor Jenderal TNI (Anumerta) D.I. Pandjaitan
• Mayor Jenderal TNI (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo
• Kapten Czi (Anumerta) Pierre Andreas Tendean
Jenazah mereka ditemukan pada 4 Oktober 1965 dan kemudian dimakamkan secara kenegaraan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, pada 5 Oktober 1965. Sejak itu, mereka dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi.
Penetapan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila
Peristiwa G30S/PKI mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap stabilitas politik dan keamanan negara. Ideologi Pancasila yang menjadi dasar negara seolah berada di ambang ancaman.
Untuk merespons kondisi tersebut, Presiden Soeharto menerbitkan SK Nomor 153 Tahun 1967 pada 27 September 1967. Melalui keputusan itu, tanggal 1 Oktober resmi ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Baca Juga : Jadwal Libur Nasional Oktober 2025: Cek Tanggal Merah dan Long Weekend
Awalnya, peringatan ini diwajibkan bagi seluruh prajurit TNI AD. Namun setelah Soeharto menjadi Presiden, peringatan tersebut diwajibkan diikuti oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Tradisi Peringatan Hari Kesaktian Pancasila
Peringatan 1 Oktober selalu ditandai dengan upacara bendera di berbagai instansi, sekolah, dan lembaga pemerintahan. Tradisi ini memiliki simbol khusus:
- 30 September → bendera dikibarkan setengah tiang sebagai penghormatan kepada para korban G30S/PKI.
- 1 Oktober → bendera dikibarkan penuh sebagai tanda bahwa Pancasila tetap tegak berdiri dan tidak tergoyahkan oleh ancaman ideologi lain.
Selain itu, pembina upacara biasanya menyampaikan kisah sejarah peristiwa G30S/PKI untuk mengingatkan generasi penerus akan pentingnya menjaga persatuan dan nilai-nilai Pancasila.
Makna Hari Kesaktian Pancasila
Hari Kesaktian Pancasila memiliki makna yang mendalam bagi bangsa Indonesia, antara lain:
1. Pengingat sejarah bangsa – agar masyarakat tidak melupakan tragedi kelam yang menguji Pancasila.
2. Meneguhkan ideologi negara – menunjukkan bahwa Pancasila tetap menjadi dasar dan pedoman kehidupan berbangsa.
3. Mendorong persatuan – mengingatkan bahwa ancaman terhadap bangsa bisa datang kapan saja, sehingga persatuan rakyat menjadi benteng utama.
4. Menghormati Pahlawan Revolusi – sebagai bentuk penghargaan atas pengorbanan tujuh perwira TNI AD yang gugur.
Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap 1 Oktober bukan sekadar rutinitas upacara, melainkan momen refleksi bagi bangsa Indonesia. Melalui peringatan ini, masyarakat diajak untuk mengenang pengorbanan para pahlawan revolusi, memahami pentingnya Pancasila sebagai dasar negara, sekaligus meneguhkan tekad untuk menjaga persatuan dan kedaulatan bangsa.