Dari Bawah Pohon Rindang, Mak Ti Sajikan Kebaikan Tiap Hari untuk Mereka yang Lapar
Reporter
Riski Wijaya
Editor
Nurlayla Ratri
02 - Nov - 2025, 07:04
JATIMTIMES - Di antara deretan bangunan megah di sekitar Balai Kota Malang dan DPRD Kota Malang, berdiri sebuah warung sederhana yang justru jadi tempat paling hangat di kawasan itu. Namanya unik, Warung DPR, singkatan dari Di Bawah Pohon Rindang.
Meski tampak biasa, warung milik Tiamah (66) atau akrab disapa Mak Ti ini menyimpan kisah yang luar biasa. Hampir setiap hari, warung tersebut menjadi tempat singgah bagi para tunawisma.
Baca Juga : Wabup Sidoarjo Dorong Promosi Wisata dan Ekonomi Lokal Lewat Event Run and Camp 2025
Bahkan beberapa diantaranya merupakan orang gangguan jiwa (ODGJ) yang tak lagi punya pilihan untuk mengisi perutnya yang keroncongan. Menariknya, Mak Ti tak segan untuk menggratiskan makanan yang diberikan kepada orang-orang tersebut.
“Kalau mereka datang lapar, ya saya kasih makan. Namanya juga manusia, kalau lapar kan kasihan,” ujar Mak Ti dengan logat khas Malangnya, saat ditemui JatimTIMES di warungnya, Minggu (2/11/2025) petang.
Warung DPR berdiri di bawah rindangnya pohon besar di Jalan Gajahmada, tidak jauh dari area Balai Kota Malang. Setiap pagi, aroma olahan beberapa masakan cukup menggugah selera. Seperti kare ayam, lodeh, rawon dengan beberapa lauk gorengan yang selalu tersaji.
Mak Ti bercerita, kebiasaan memberi makan gratis itu bermula dari rasa iba. Terlebih bagi para ODGJ, yang menurutnya tentu tak ada orang yang akhirnya ingin mengalami gangguan jiwa.
“Ya kasian ya, mereka (tunawisma dan ODGJ) tentunya gak mau berada di kondisi seperti itu," ujarnya tulus.
Ia mengaku tak pernah mematok harga pasti kepada mereka yang kesusahan. Namun, ia juga tak pernah pikir panjang untuk menggratiskan makanan bagi yang membutuhkan.
Terkadang ada beberapa atau tunawisma itu memberikan uang untuk menbayar sepiring nasi dan segelas teh hangat. Meskipun kalau dihitung gak pernah cukup dengan sepiring nasi, namun uang itu tetap ia terima.
Baca Juga : Puncak Musim Hujan Berlangsung, Ini Daerah yang Harus Siaga Banjir dan Angin Kencang!
"Ada yang kasih uang cuma Rp 5 ribu ada juga yang Rp 2 ribu, setelah makan, ya sudah kami terima. Ya bagaimana pun kita berjualan. Kadang kalau mereka langsung pergi juga kami biarkan, lain hari datang lagi, juga sama kami layani," tuturnya.
“Kadang yang datang ODGJ juga. Ya saya layani biasa aja. Mereka nggak ganggu kok, malah sopan,” tambahnya sambil tertawa kecil.
Meski warungnya sederhana, rezeki Mak Ti justru tak pernah sepi. Banyak pelanggan yang datang bukan hanya untuk makan, tapi juga untuk ikut membantu, yakni dengan membayar lebih meskipun tak banyak.
Aksi kecil penuh makna di Warung DPR kini jadi cerita inspiratif di tengah pusat pemerintahan Kota Malang. Di bawah pohon rindang itu, setiap piring nasi bukan sekadar hidangan, tapi juga bukti bahwa kebaikan bisa hadir di tempat paling sederhana.
“Saya cuma pengin orang nggak kelaparan. Rezeki itu Tuhan yang ngatur, salah satu kewajiban saya cuma berbagi,” tutup Mak Ti dengan senyum tulus.
