Kencing Berdiri atau Jongkok, Mana yang Lebih Baik Secara Medis? Ini Kata Dokter
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Dede Nana
25 - Nov - 2025, 12:31
JATIMTIMES - Perdebatan soal lebih baik kencing berdiri atau jongkok kembali mencuat. Banyak pria terbiasa buang air kecil sambil berdiri, namun sebagian ahli menyebut posisi jongkok atau duduk justru dinilai lebih menguntungkan. Lalu, mana yang sebenarnya lebih baik menurut medis?
Certified Nutrition & Health Coach sekaligus dokter umum, dr Dion Haryadi, menegaskan bahwa posisi buang air kecil tidak berpengaruh pada kesehatan ginjal. Ia menjawab pertanyaan warganet soal apakah berdiri atau jongkok bisa berdampak pada fungsi organ tersebut.
Baca Juga : Pemprov Jatim Gelar Inseminasi Serentak, Khofifah Targetkan Indonesia Swasembada Daging 2029
“Mau pipis dengan posisi berdiri ataupun duduk itu sama aja. Pipis berdiri itu tidak akan merusak ginjal ataupun menyebabkan penyakit tertentu. Lebih ke faktor kenyamanan aja. Kalau merasa lebih nyaman, lebih tuntas kalau pipisnya dalam kondisi duduk, ya monggo silahkan. Oke, semoga bermanfaat,” jelas dr. Dion, dikutip dari Instagram pribadinya, Selasa (25/11).
Penjelasan ini menegaskan bahwa dari sisi ginjal, dua posisi tersebut tidak memberikan perbedaan signifikan. Namun, pandangan berbeda muncul ketika membahas kesehatan prostat dan pengosongan kandung kemih.
Dokter Spesialis Urologi RSCM, Prof dr Chaidir Arif Mochtar SpU(K), menerangkan bahwa posisi jongkok atau duduk memberikan keuntungan dalam hal pengosongan kandung kemih. Menurutnya, inti manfaatnya terletak pada relaksasi otot panggul.
Ia menjelaskan, saat pria buang air kecil sambil berdiri, otot-otot di sekitar panggul lebih tegang. Kondisi ini membuat aliran urine tidak optimal dan berpotensi meninggalkan sisa urine di kandung kemih.
Sebaliknya, posisi jongkok membuat area panggul lebih rileks sehingga saluran kemih dapat terbuka maksimal. Hal tersebut membantu kandung kemih mengosongkan isi secara penuh, atau dalam istilah medis disebut penurunan Post-Void Residual (PVR).
“Tapi kalau kita pikir kalau orang jongkok, maka isi perut itu akan lebih menekan ke kemih. Sehingga dia logikanya akan lebih banyak keluar pipisnya, sehingga lebih abis,” ujarnya.
Baca Juga : Hadiri Apel Shalawat Kebangsaan, Bupati Jember Dorong Warga Manfaatkan Layanan Kesehatan Gratis
Ia juga menambahkan bahwa posisi duduk di toilet tidak memberikan dorongan sebaik jongkok. “Duduk di toilet malah nggak terlalu banyak membantu kencing sebenarnya. Karena dia cuma duduknya, ini juga nggak neken kandung kemihnya. Jadi sebenarnya jangan malu kalau laki-laki kencing secara jongkok, sama seperti wanita sebenarnya. Nggak apa-apa. Kan pipis jongkok masih banyak di Indonesia,” sambungnya.
Selain membantu pengosongan kandung kemih lebih sempurna, posisi jongkok juga disebut memiliki beberapa manfaat tambahan, seperti lebih higienis, artinya kencing jongkok dapat mengurangi percikan urine yang sering terjadi saat berdiri. Cara ini membuat kamar mandi lebih bersih dan meminimalkan risiko kontaminasi.
Selain itu, dapat membantu membuang gas yang artinya dalam beberapa kasus, posisi jongkok saat buang air kecil juga dapat memicu pelepasan gas secara alami, sesuatu yang jarang terjadi ketika berdiri.
Dari penjelasan para ahli, dapat disimpulkan bahwa pilihan posisi buang air kecil kembali pada kenyamanan masing-masing. Dari sisi ginjal, tidak ada perbedaan berarti. Namun untuk pengosongan kandung kemih dan kebersihan, kencing jongkok dinilai punya beberapa keunggulan.
