FPK: Surabaya Rumah Semua Warga, Harus Dijaga Bersama
Reporter
M. Bahrul Marzuki
Editor
Yunan Helmy
26 - Nov - 2025, 02:55
JATIMTIMES - Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Surabaya Hoslih Abdullah menekankan pentingnya seluruh warga Surabaya untuk saling menjaga dan tidak mudah terpecah belah oleh isu apa pun.
Hal ini disampaikannya sesuai dengan instruksi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, yang mengampanyekan Kampung Pancasila dan menjunjung tinggi asas kegotong-royongan.
Baca Juga : Komitmen Reformasi Kebijakan, Kota Malang Tembus Kualifikasi Unggul IKK 2025
Menurut Hoslih, Surabaya merupakan rumah besar bagi siapa pun tanpa melihat latar belakang suku. "Insya Allah warga Surabaya tetap solid dan tidak mudah terpengaruh dengan isu apa pun. Yang disampaikan wali kota Surabaya (Eri Cahyadi) sudah jelas, dari mana suku dan asalnya, kalau sudah ber-KTP Surabaya, ya sudah jadi satu warga Surabaya," tegas Hoslih Abdullah usai pertemuan rutin FPK Surabaya yang dihadiri sejumlah tokoh dan perwakilan antar suku.
Hoslih menyebutkan, komunikasi rutin perwakilan antar-suku di Surabaya sudah berjalan baik. Selain membahas isu-isu terkini dan program kerja, beberapa kegiatan sosialisasi dengan kecamatan serta kelurahan juga dilakukan.
"Perwakilan tokoh dan antarsuku di Surabaya rutin berkoordinasi dan berkomunikasi melalui FPK (Forum Pembauran Kebangsaan). Surabaya rumah kita, harus kita jaga bersama," ujar Cak Dullah, sapaan akrab Hoslih Abdullah.
Hal senada disampaikan anggota FPK Surabaya, Habentius Rambung, perwakilan Suku Manggarai. Pria yang akrab disapa Cak Aben ini menyampaikan bahwa Surabaya sudah menjadi rumah bersama dan harus dijaga bersama, apa pun suku dan golongannya.
"Kita hidup, kerja, dan tinggal di Surabaya. Jadi, harus sama-sama dijaga agar tetap aman, kondusif, dan damai," ujar Cak Aben, yang juga ketua Ikatan Keluarga Manggarai Surabaya (IKEMAS).
Baca Juga : Realisasi Investasi di Surabaya Melonjak, Target Rp42,69 Triliun Semakin Dekat
Sebelumnya, sempat viral konten di media sosial melalui Instagram yang memantik reaksi warganet karena memuat narasi kontroversial. Konten tersebut dianggap berpotensi memicu gesekan horizontal antarwarga jika tidak diluruskan.
Imbauan dan koordinasi yang dilakukan FPK Surabaya diharapkan dapat mencegah konflik dan menjaga warga antarsuku di Surabaya tetap damai dan aman.
