JATIMTIMES - Di balik kebesaran sosok Nabi Muhammad SAW sebagai panutan umat Islam, terdapat kisah-kisah kecil yang mencerminkan laku hidup sederhana beliau. Salah satunya tergambar dalam pilihan alas tidur yang digunakan: sebuah bantal kulit berisi sabut kurma.
Kesederhanaan itu tercatat dalam sejumlah kitab klasik. Di antaranya Jami' as-Sirah karya Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Dalam kitab itu disebutkan, Rasulullah SAW tidur di atas bantal kulit yang diisi sabut pohon kurma, bahan yang sangat sederhana, jauh dari kemewahan.
Baca Juga : Beredar Misi Rahasia Diplomat Arya Daru sebelum Meninggal, Benarkah Dibunuh?
Kesaksian ini turut diperkuat Sayyidah Aisyah RA, istri Rasulullah SAW, yang meriwayatkan bahwa tempat tidur Rasulullah tidak lebih dari selembar baju panjang yang dilipat serta bantal sabut.
“Tempat tidur Rasulullah yang dipergunakan beliau untuk tidur adalah bantal dari kulit yang diisi sabut kurma,” ungkap Aisyah dalam hadits yang diriwayatkan Abu Dawud dan At-Tirmidzi. Hadits ini dikategorikan hasan shahih.
Riwayat lain dari Hafshah RA fŕ Al-Fudhail menambahkan, Rasulullah tidak memiliki permadani atau alas tidur mewah. Hanya baju yang dilipat dan bantal kulit sederhana itulah yang mengiringi malam-malam beliau beristirahat.
Namun, kisah tentang bantal Rasulullah SAW tak berhenti pada kesederhanaan bahan saja. Ada pula satu peristiwa menarik saat Aisyah RA membeli sebuah bantal kecil bergambar untuk keperluan duduk dan bersandar Rasulullah. Namun, reaksi Nabi Muhammad membuatnya terkejut.
Disebutkan dalam Mukhtashar Shahih Muslim, saat melihat bantal bergambar tersebut, Rasulullah tidak langsung masuk rumah. Dari raut wajah beliau, Aisyah RA segera paham bahwa Rasulullah tidak berkenan deengan benda itu.
Ketika ditanya, Rasulullah SAW menegaskan bahwa malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat gambar makhluk bernyawa. Beliau bersabda, “Sesungguhnya para pembuat gambar itu akan disiksa. Dikatakan kepada mereka: ‘Hidupkanlah apa yang telah kalian buat!’”
Namun, Aisyah tidak membuang bantal tersebut begitu saja. Ia mengguntingnya dan menjadikannya dua bagian kecil yang kemudian dipakai sebagai sandaran. Rasulullah pun kemudian menggunakan potongan bantal itu untuk bersandar ketika berada di rumah.
Baca Juga : Ramalan Zodiak 24 Juli 2025: Karisma Leo Bersinar, Rezeki Tak Terduga untuk Aries
Kesaksian lain datang dari Jabir bin Samurah yang mengatakan bahwa dirinya pernah melihat Rasulullah SAW duduk bersandar pada bantal. Riwayat ini menjadi pelengkap dari narasi kehidupan Rasulullah yang jauh dari gelimang kemewahan, namun tetap penuh kenyamanan dan keteduhan spiritual.
Kisah-kisah ini bukan sekadar potongan sejarah, melainkan cerminan karakter agung Nabi Muhammad yang menjunjung tinggi kesederhanaan dan ketulusan dalam menjalani hidup. Bahkan dalam hal yang paling personal sekalipun, seperti tidur dan istirahat.
Dalam konteks kehidupan modern yang penuh dengan kemewahan dan simbol status, keteladanan Rasulullah SAW lewat hal kecil seperti bantal ini memberi pesan kuat: bahwa ketenangan tidak selalu datang dari kemegahan, tetapi dari kesahajaan yang penuh makna.