JATIMTIMES - Menteri Sosial Saifullah Yusuf membeberkan ada 160 guru di Sekolah Rakyat (SR) di beberapa daerah mengundurkan diri. Alasan para guru mengundur diri karena penempatan mengajar jauh dari domisilinya.
Lalu bagaimana kondisi SR yang ada di Kota Malang? Di Kota Malang terdapat SRMP 16 dan SRMA 22. Beruntungnya di dua SR tersebut tidak ada guru yang mengundurkan diri.
Baca Juga : Wujudkan Malang Mbois Berkelas, Pemkot Malang Jalin Kolaborasi dengan BRI
Selama kurang lebih dua pekan telah berjalan, kondisi pembelajaran SR di Kota Malang dipastikan tetap kondusif. Hal tersebut dipastikan Kepala SRMP 16 Kota Malang, Rida Afrilyasanti. Rida mengatakan kegiatan belajar mengajar di tempatnya tetap kondusif. “Alhamdulillah, di SRMP 16 Malang tidak ada guru yang mengundurkan diri. Jumlah tenaga pendidik kami tetap 12 orang, termasuk guru agama,” ungkap Rida, Kamis (31/7/2025).
Rida menambahkan penempatan guru yang mengajar di SRMP 16 sebagian besar berdomisili di Kota Malang. Sehingga ini mendukung kelancaran aktivitas pembelajaran di sekolah tersebut.
Dengan jumlah 100 siswa, 12 guru yang ada di sana tetap berupaya agar seluruh kegiatan berlangsung dengan kondusif. Sejauh ini para siswa sudah mulai beradaptasi setelah lebih dari dua minggu menjalani kegiatan belajar di asrama.
“Bapak Ibu guru sudah memulai program matrikulasi literasi dan numerasi dasar untuk memetakan kemampuan awal siswa. Matrikulasi ini penting, agar guru dapat menyesuaikan materi dengan kebutuhan masing-masing siswa,” kata Rida.
Terpisah, Kepala SRMA 22 Kota Malang, Rahmah Dwi Nor Wita Imtikanah memastikan tidak ada guru yang mengundurkan diri. Tenaga pendidik sejauh ini sudah bekerja dengan maksimal. “Alhamdulillah tidak ada yang mengundurkan diri. Solidaritas tenaga pendidik kami luar biasa,” tegas Wita.
Baca Juga : Ramai Keluhan Rekening Nganggur Diblokir PPATK, Warganet: Nabung kok Malah Dicurigai!
Wita menambah, guru di sekolahnya tidak hanya mengajar, tapi memiliki kewajiban sosial untuk menumbuhkan empati. Koordinasi penting dilakukan dengan wali asrama dan wali asuh yang mendampingi para siswa.
Saat ini para tenaga pendidik memberikan pembelajaran lebih berfokus pada pembinaan karakter, bagian dari proses matrikulasi selama dua bulan ke depan. Mulai dari nilau-nilai kemandirian, kepemimpinan dan kemampuan bekerja sama menjadi penekanan, agar para siswa mampu beradaptasi di asrama.