free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Viral Rekaman Permintaan Iuran Ganti Tugas Kuliah Libatkan Yai Mim, Begini Klarifikasinya

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

03 - Oct - 2025, 21:10

Placeholder
Yai Mim saat diundang Podcast Denny Sumargo (foto : Podcast Curhat Bang Denny Sumargo)

JATIMTIMES - Sebuah video berdurasi sekitar satu menit memicu kehebohan di kalangan mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang. Rekaman percakapan yang beredar di media sosial itu memperlihatkan interaksi seorang mahasiswi dengan dosen nonaktif, Muhammad Imam Muslimin atau Yai Mim, yang disebut-sebut meminta uang sebagai pengganti tugas kuliah.

Dalam video yang tersebar di media sosial tersebut, layar ponsel percakapan  menampilkan nama kontak WhatsApp “Dosen Abah Kyai Imam Muslimin” lengkap dengan foto pria berpeci hitam dan berbaju putih. Percakapan yang terekam terdengar jelas, membicarakan permintaan sejumlah uang kepada mahasiswi sebagai pengganti tugas kuliah.

Baca Juga : Polisi Buru Pelaku Pencurian Alat Deteksi Bencana

Isi percakapan itu menggambarkan bagaimana Yai Mim meminta mahasiswinya untuk ikut “iuran” yang disebut sebagai hadiah bagi gurunya. Uang itu dimaksudkan sebagai pengganti tugas agar mahasiswa tidak perlu lagi mengumpulkan pekerjaan kuliah.

Berikut cuplikan percakapan yang terekam:

Mahasiswi: Njih Ustad (iya Ustad)
Yai Mim: Kemarin kan saya ngomong-ngomong titip ke Bu Nyai (Rosida, istri Yai Mim).
Mahasiswi: Njih.
Yai Mim: Saya kan mau ngasih hadiah ke guru saya. Jadi teman-teman enggak usah saya kasih tugas. Tolong tak ajak iuran itu loh Ning.
Mahasiswi: Oh njih, njih Ustad.
Yai Mim: Hadiah sarung sama baju habis berapa gitu loh, lupa saya. Biar istriku telepon sampeyan saja.
Mahasiswi: Oh iya, injih.
Yai Mim: Itu kan ada yang sama sekali enggak masuk, mungkin diminta agak banyak dikit. Kalau enggak salah seratus ribuan cukup apa dua ratus gitu loh ya.
Mahasiswi: Iya, injih Ustad.
Yai Mim: Makasih ya (menyebut nama mahasiswi). Sampeyan telepon istri saya saja ya.
Mahasiswi: Injih, siap Ustad, saya follow up.
Yai Mim: Assalamualaikum.
Mahasiswi: Njih.

Isi percakapan tersebut memunculkan spekulasi adanya praktik tidak wajar dalam proses akademik, di mana mahasiswa diminta memberikan sejumlah uang untuk mendapat keringanan tugas.

Menanggapi beredarnya rekaman, Yai Mim memberikan klarifikasi panjang. Ia mengakui pernah meminta mahasiswa “iuran”, namun ditegaskan bukan untuk kepentingan pribadi. Menurutnya, uang itu dikumpulkan oleh koordinator kelas, lalu dibelikan sarung atau barang lain yang kemudian ia sedekahkan kepada guru, imam masjid, bahkan tukang sampah di sekitar rumahnya.

“Kalau saya pernah minta iuran memang iya. Tapi bukan untuk saya. Kalau mahasiswa kasih uang itu memang iya, tapi dikoordinir kelas. Lalu dibelanjakan sarung, kemudian saya berikan kepada imam masjid atau orang-orang lain,” kata Yai Mim saat dihubungi, Jumat, (3/10/2025).

Ia menjelaskan, kebijakan iuran itu ada karena ada sekitar 20 mahasiswa yang tidak pernah hadir di kelasnya, sehingga  dalam kelayakan akademik belum layak untuk diluluskan. Akan tetapi, mahasiswa tersebut tetap menuntut kelulusan. Sehingga Yai Mim, kemudian inisiatif untuk mengajak mereka bersedekah.

Baca Juga : FISIP UB Hadirkan TDRC, Advokasi dan Riset Lintas Disiplin Soal Tembakau

Yai Mim juga mengaku dosen yang tetap mengajar secara offline, ketika mayoritas dosen lain memilih kelas online, terlebih lagi saat pandemi. Baginya perkuliahan kelas online kurang efektif.

“Dari segi materi dan kehadiran mereka tidak lulus. Tapi semua minta nilai A. Maka saya tawarkan, ya sudah ikut iuran untuk sedekah. Itu jalan tengahnya,” ujarnya.

Mim juga menekankan bahwa dirinya kerap berbagi barang berharga dan uang kepada mahasiswa, mulai dari jam tangan Rolex, makanan, hingga jajan, sebagai wujud sedekah. Ia menyebut, prinsip itu bagian dari keyakinannya bahwa sedekah membawa keberkahan.

“Saya tiap hari sedekah. Saya ingin mahasiswa meniru, biar ada keberkahan. Kalau ada yang komplain, merasa pernah memberi uang, suruh datang ke saya. Akan saya kembalikan, dan nilainya saya batalkan,” tegasnya.

Nama Kiai Mim sebelumnya juga ramai diperbincangkan setelah berseteru dengan Sahara, seorang pengusaha rental mobil di Malang. Kini, rekaman percakapan yang viral itu kembali menyeretnya dalam pusaran kontroversi.


Topik

Peristiwa Mantan Dosen UIN Malang Eks Dosen UIN Malang pencemaran nama baik Imam Muslimin Yai Mim



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Sidoarjo Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

Sri Kurnia Mahiruni