JATIMTIMES - Jumat (31/10/2025) dalam penanggalan Jawa bertepatan dengan pasaran Legi. Berdasarkan kalender Jawa, hari ini jatuh pada 9 Jumadilawal 1959 tahun Dal, berada dalam Wuku Wariagung, serta memiliki weton Jumat Legi dengan jumlah neptu 11 (Jumat = 6, Legi = 5).
Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, weton Jumat Legi dikenal memiliki karakter kuat, keras kepala, dan mudah tersulut emosi. Namun di balik wataknya yang tegas, weton ini juga disebut membawa kelancaran rezeki. Orang dengan weton ini diyakini tak pernah kekurangan sandang pangan dan selalu memiliki jalan untuk mencukupi kebutuhannya.
Baca Juga : Bintara Center Akan Bawa Soal Pokir DPRD Tulungagung ke KPK
Menurut Primbon Jawa, Pangarasan Jumat Legi berada di bawah pengaruh Aras Tuding. Arti dari Aras Tuding adalah “sering ditunjuk”, baik dalam hal positif maupun negatif. Pemilik weton ini biasanya mendapat kepercayaan besar dalam pekerjaan atau organisasi.
Dalam dunia kerja, orang dengan Pangarasan Aras Tuding sering dipercaya untuk memegang jabatan penting atau posisi strategis. Ia dikenal cakap, tanggap, dan berani mengambil keputusan.
Namun di sisi lain, Aras Tuding juga memiliki makna ganda, yakni orang tersebut bisa saja terkena tudingan atau fitnah, terutama jika ada pihak yang iri dengan keberhasilannya.
Dalam perhitungan Pancasuda, Jumat Legi berada di bawah pengaruh Satriya Wirang. Artinya, sosok yang luhur budinya, jujur, dan memiliki niat baik, namun sering mengalami situasi di mana ia justru dipermalukan atau diremehkan orang lain.
Sisi ini menggambarkan bahwa meski berhati mulia, orang dengan weton Jumat Legi kerap diuji kesabarannya. Rasa malu atau harga diri yang terluka justru menjadi pelajaran hidup yang menuntunnya menuju kematangan spiritual dan kedewasaan dalam bertindak.
Hari ini juga berada dalam Wuku Wariagung, yang dilambangkan dengan Dewa Bathara Mahayêkti. Dalam primbon disebutkan, dewa ini menggambarkan seseorang yang menanggung beban berat dalam hidupnya, namun tetap kuat menjalani segala cobaan.
Wuku ini memiliki gedhong di depan dan belakang, melambangkan sikap lahiriah yang tampak rela dan ikhlas, tetapi di dalam hati sering menyimpan ketidakpuasan. Meski demikian, orang dengan Wuku Wariagung dikenal pandai berbicara, mudah dipercaya, dan memiliki daya tarik tersendiri dalam pergaulan.
Pohon yang menaungi Wuku Wariagung adalah cemara, simbol keteguhan dan keuletan. Sedangkan umbul-umbul berada di belakang, menandakan bahwa kebahagiaan datang di masa tua, setelah melalui banyak perjuangan hidup.
Primbon juga memberi peringatan akan adanya fitnah atau tudingan dari keluarga sendiri. Karena itu, disarankan agar lebih berhati-hati dalam berbicara dan bersikap, terutama dalam urusan rumah tangga dan relasi keluarga.
Baca Juga : Hanya Dua Bulan, Kenaikan UMK Kota Malang 2025 Wajib Dijalankan Perusahaan
Dalam hitungan Kala, posisi hari ini berada di arah Utara. Berdasarkan kepercayaan Jawa, selama tujuh hari dalam Wuku Wariagung, tidak disarankan bepergian ke arah Utara untuk urusan penting, karena dipercaya bisa mendatangkan hambatan atau kesialan.
Namun secara umum, Jumat Legi dalam Wuku Wariagung justru tergolong hari baik untuk bekerja dan bepergian. Primbon menyebutkan bahwa siapa pun yang melakukan perjalanan pada Jumat Legi akan mendapat kegembiraan dan kelancaran dalam perjalanan.
Hari ini juga baik untuk melakukan pekerjaan yang bersifat pelayanan, sosial, dan membantu sesama.
Jumat Legi dikenal memiliki daya rezeki yang stabil. Pemilik weton ini biasanya mudah mendapatkan kesempatan finansial, baik melalui usaha sendiri maupun kepercayaan dari orang lain.
Profesi yang cocok untuk weton ini antara lain bidang yang berorientasi pelayanan dan pengabdian, seperti guru, konsultan, pekerja sosial, atau penyuluh masyarakat. Dalam pekerjaan, orang dengan weton ini akan berhasil jika menekuni profesi yang bermanfaat bagi orang banyak.
Sifatnya yang keras dan tegas membuatnya cocok menjadi pemimpin, selama bisa mengendalikan amarah dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan.
Dalam urusan asmara, weton Jumat Legi cocok dengan pasangan yang memiliki jumlah neptu 8, 13, atau 18, seperti Selasa Legi, Kamis Legi, Sabtu Pahing, dan Minggu Kliwon. Kombinasi ini dipercaya membawa keseimbangan antara watak keras dan kelembutan, sehingga hubungan cenderung harmonis dan saling mendukung.
