JATIMTIMES – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Timur, Arumi Bachsin Emil Dardak, hadir pada gelaran Malang Fashion Week (MFW) 2025 yang digelar di Malang City Point, Kota Malang, Kamis (6/11/2025).
Kehadiran Arumi menjadi sorotan, tidak hanya karena pesonanya di atas panggung, tetapi juga karena pesannya yang kuat tentang pentingnya kreativitas dan teknologi bagi masa depan industri fashion Indonesia.
Baca Juga : 10 November Makin Meriah! Pemkot Surabaya Instruksikan Hotel, Resto Pasang Videotron Semangat Pahlawan
Pada gelaran acara tahunan yang menjadi ikon fashion di Kota Malang ini, Arumi dengan bangganya berlenggak-lenggok bersama Founder MFW Agus Sunandar. Spesialnya, pakaian yang digunakan merupakan buatan Sam Suga sapaan akrab Agus Sunandar.
Arumi menyampaikan apresiasi tinggi terhadap konsistensi penyelenggaraan MFW yang tahun ini memasuki edisi kedelapan. Ia menilai, mempertahankan eksistensi acara kreatif selama delapan tahun bukan hal mudah, terlebih di tengah tantangan perkembangan industri dan tren digital.
“Memulai itu biasanya lebih gampang daripada mempertahankan, apalagi mengembangkan. Tapi MFW ini luar biasa karena terus konsisten dan berkembang dari tahun ke tahun,” ujar Arumi di hadapan tamu undangan dan pelaku industri kreatif.
Tahun ini, MFW mengusung tema Vectra yang menjadi simbol revolusi fashion modern melalui integrasi AI-generated design, wearable technology, dan sustainable innovation. Arumi menilai, penggabungan teknologi kecerdasan buatan dalam dunia fashion menjadi langkah maju bagi pelaku industri kreatif, khususnya generasi muda di Kota Malang.
“Banyak yang bilang AI itu menggeser lapangan pekerjaan. Tapi saya kurang setuju. Justru masa depan akan dimiliki oleh orang-orang yang pintar menggunakan AI,” tegas Arumi yang disambut tepuk tangan para tamu.
Ia juga menekankan bahwa generasi muda harus mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Menurutnya, menolak kemajuan teknologi bukan solusi, tetapi justru harus dihadapi dengan kesiapan dan kreativitas.
“Anak-anak kita nggak bisa disetop dari kemajuan teknologi. Daripada melarang, lebih baik difasilitasi. Karena kemajuan ini akan jadi bagian dari kehidupan mereka,” lanjut Arumi.
Arumi juga memberikan apresiasi kepada founder Malang Fashion Week, Sam Suga, serta desainer muda yang terlibat. Ia menilai MFW bukan sekadar ajang mode, tetapi wadah nyata untuk mengasah kemampuan, memperluas jaringan, dan membuka peluang bagi desainer muda lokal agar dikenal lebih luas.
Baca Juga : Konsisten Lindungi Kelompok Rentan, Kapolresta Malang Kota Kembali Raih Penghargaan Bergengsi
“Skill anak-anak kita luar biasa, tapi tidak semua punya kesempatan untuk unjuk gigi. Dan Malang Fashion Week ini memberi wadah yang luar biasa bagi mereka,” terang Arumi.
Arumi berharap, ke depan MFW terus menjadi bagian dari ekosistem kreatif Jawa Timur yang menggabungkan mode, teknologi, dan inovasi berkelanjutan. Ia juga mengajak semua pihak, mulai dari pemerintah daerah, dunia pendidikan, hingga sektor swasta, untuk bersama-sama mendukung keberlanjutan acara ini.
“Saya bangga pada Malang dan semua insan kreatifnya. Mudah-mudahan MFW tidak berhenti di tahun ke-8, tapi terus berlanjut menjadi ikon fashion Jawa Timur dan Indonesia,” tutup Arumi.
Untuk diketahui MFW diikuti 98 desainer profesional dari berbagai daerah di Indonesia turut berpartisipasi, termasuk beberapa perancang busana dari luar negeri seperti Singapura dan Myanmar.
Tak hanya itu, MFW 2025 juga menjadi wadah bagi 218 desainer muda dari sekolah-sekolah kejuruan (SMK) dari seluruh Indonesia. Ajang ini akan berlangsung sejak 6-9 November 2025.
