JATIMTIMES - Bupati Malang HM. Sanusi berkomitmen untuk membuka ruang kolaborasi seluas-luasnya dengan para mahasiswa dari lintas kampus yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Malang Raya untuk mengatasi berbagai persoalan daerah, khususnya di Kabupaten Malang.
Hal itu disampaikan Sanusi saat menghadiri kegiatan dan memberikan arahan pada momentum pelantikan pengurus BEM Malang Raya periode 2025-2026 di Aula Universitas Katolik Widya Karya Malang.
Baca Juga : Jelang Nataru, Kepala Terminal Arjosari Warning Keras Bus Overkapasitas
Sebagai komitmen membuka ruang kolaborasi tersebut, Sanusi pun mengajak Sekretaris Daerah Kabupaten Malang Budiar, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Malang Yudi Hindharto, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Bagus Sulistyawan, serta Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Malang Eko Wahyu Widodo untuk bertemu langsung dengan para mahasiswa.
"Kabupaten Malang saat ini berada dalam kondisi darurat sampah, sehingga diperlukan keterlibatan aktif seluruh elemen, termasuk mahasiswa," ungkap Sanusi, Sabtu (20/12/2025).
Sanusi menyebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang telah mengambil langkah nyata dengan memberikan edukasi pemilahan sampah di sejumlah sekolah serta masyarakat di desa-desa di Kabupaten Malang.
"Oleh karena itu, mahasiswa harus berani bergerak dan berperan aktif dalam menjaga serta memperbaiki lingkungan sekitar," ujar Sanusi.
Orang nomor satu di lingkungan Pemkab Malang itu pun menyinggung musibah yang terjadi di Indonesia, termasuk banjir bandang yang membawa gelondongan kayu di Provinsi Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Kondisi tersebut harus menjadi sorotan mahasiswa untuk menjadi dasar bertindak nyata dalam menjaga lingkungan sekitar.
Menurut Sanusi, upaya pencegahan dan menjaga lingkungan harus dimulai dari langkah konkret, seperti mendorong gerakan pelestarian lingkungan agar tidak terjadi banjir maupun kerusakan alam lainnya.
Baca Juga : Evaluasi Kinerja Jadi Fokus RTM 2025 UIN Maliki Malang
"Setidaknya, diperlukan gerakan massal penanaman pohon disertai komitmen bersama untuk menjaga hutan dengan prinsip dilarang tebang, sebagai bentuk tanggung jawab generasi muda terhadap keberlanjutan lingkungan," jelas Sanusi.
Lebih lanjut, Sanusi mengapresiasi mahasiswa yang memiliki inovasi dan kreativitas, khususnya dalam menjawab persoalan daerah, khususnya di Kabupaten Malang. Ia menyebut, mahasiswa harus memiliki semangat juang dan idealisme yang kuat.
Pihaknya juga menyinggung persoalan lainnya di hadapan para mahasiswa. Yakni terkait pemotongan Dana Transfer ke Daerah (DTKD) dan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) dari pemerintah pusat. Terlebih lagi, dana yang dipotong oleh pemerintah pusat di tahun 2026 mendatang sebesar Rp 644 milliar.
"Oleh karena itu, saya menegaskan bahwa mahasiswa merupakan penentu masa depan bangsa yang diharapkan mampu menjadi agen perubahan," pungkas Sanusi.
