JATIMTIMES - Gelaran Malang Fashion Week (MFW) ke-8 resmi dibuka di Malang City Point (MCP), Kamis (5/11/2025). Acara tahunan yang menjadi ikon fashion di Kota Malang ini kembali menegaskan posisinya sebagai ajang bergengsi yang mempertemukan desainer profesional, desainer muda, serta pelaku UMKM dari berbagai daerah hingga mancanegara.
Reski dibukanya Malang Fashion Week 2025 ini dilakukan oleh Wali Kota Malang; Wahyu Hidayat, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Timur; Arumi Bachsin Elestianto Dardak, Ketua Dekranasda Kota Malang; Hanik Andriani Wahyu Hidayat serta Founder Malang Fashion Week, Agus Sunandar yang akrab disapa Sam Suga.
Baca Juga : Juri Menyanyi Lomba Kreasi Seni Siswa dan Guru Dispendik Kabupaten Malang: Seperti Menilai Ajang Profesional
Malang Fashion Week akan berlangsung selama empat hari, terhitung mulai 6-9 November 2025. Pada pembukaan ini tamu undangan dibuat terpesona dengan karya desainer-desainer yang hadir di MFW 2025 ini.

Tak hanya model-model profesional, deretan forkopimda, Wali Kota Malang bersama istri dan cucunya berlenggak-lenggok mewarnai panggung MFW. Hingga Arumi pun juga tampil dengan busana buatan Sam Suga.
Founder Malang Fashion Week Sam Suga mengatakan gelaran tahun 2025 ini menandai perjalanan delapan tahun MFW. Keberhasilan mempertahankan konsistensi selama delapan tahun bukanlah hal yang mudah. Ya, perjalanan panjang tersebut penuh dengan perjuangan, kolaborasi, dan dukungan dari banyak pihak.
“Alhamdulillah, saya bangga sekali untuk yang ke-8 kalinya kita bisa melaksanakan Malang Fashion Week. Delapan tahun bukan waktu yang mudah untuk tetap konsisten,” ungkap Sam Suga.
Tahun ini, Malang Fashion Week mencatat peningkatan signifikan dari segi peserta. Tercatat 98 desainer profesional dari berbagai daerah di Indonesia turut berpartisipasi, termasuk beberapa perancang busana dari luar negeri seperti Singapura dan Myanmar.
Tak hanya itu, MFW 2025 juga menjadi wadah bagi 218 desainer muda dari sekolah-sekolah kejuruan (SMK) dari seluruh Indonesia. Menurut Sam Suga, keberagaman peserta inilah yang menjadi ciri khas MFW dibandingkan ajang serupa di kota lain.
Baginya di atas panggung ini jadi wadah mempertemukan desainer profesional, desainer pemula, dan pelaku UMKM. Karena ingin menciptakan ruang kolaborasi yang saling menguatkan.
“Dari sinilah potensi lokal bisa naik kelas hingga ke level internasional,” jelas Sam Suga.

Sementara itu Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, memberikan apresiasi tinggi terhadap konsistensi penyelenggaraan MFW. Menurutnya, angka delapan dalam gelaran kali ini memiliki makna khusus sebagai simbol kebangkitan dan keberlanjutan.
Baca Juga : Syarat Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan 2025, Cek Cara Daftar dan Ketentuannya
“Angka delapan ini bersejarah. Tahun 2025 ini menjadi momentum kebangkitan bagi Kota Malang. Malang Fashion Week bukan lagi sekadar ajang lokal, tapi sudah berkelas nasional bahkan internasional,” ujar Wahyu.
Wahyu juga menegaskan bahwa penyelenggaraan MFW sejalan dengan pencapaian besar Kota Malang yang baru saja dinobatkan sebagai Kota Kreatif Dunia oleh UNESCO dalam kategori Media Art pada 30 Oktober 2025. Pengakuan ini menjadikan Malang sejajar dengan 58 kota kreatif dunia lainnya, dan hanya dua kota di Jawa Timur yang meraih predikat bergengsi tersebut.
“Ini prestasi yang luar biasa. Kota Malang kini diakui dunia karena kekuatan ekonomi kreatifnya. Salah satu sektor penting di dalamnya adalah fashion. Dan Malang Fashion Week memiliki peran besar dalam membangun ekosistem kreatif itu,” kata Wahyu.
Ia menambahkan, gelaran seperti MFW tidak hanya memperkenalkan karya-karya desainer muda, tetapi juga menjadi sarana membangkitkan perekonomian masyarakat melalui promosi UMKM dan produk lokal yang kreatif. Ini bagian dari upaya bersama untuk membangkitkan ekonomi kreatif dan membuka peluang bagi desainer muda maupun UMKM agar bisa berkembang.
“Kami berharap, dari MFW ini akan lahir generasi baru desainer Indonesia yang membawa semangat lokalitas ke panggung internasional,” tutup wahyu dengan penuh harap.
